Jumat, 15 April 2011

makalah menopause

BAB I
PENDAHULUAN

1.1           LATAR BELAKANG
Monopouse atau penuaan bukanlah mitos. Keduanya merupakan kenyataan. Pengalaman perempuan dengan kedua kenyataan tersebut apakah penuh penderitaan atau tidak, tergantung bagaimana perasaan perempuan mengenai dirinya sendiri.
Setiap perempuan pasti mengalami menopause memasuki usia 50 tahun. Namun dalam perkembangannya, perempuan berusia 35 tahun pun bisa mengalami menopause atau yang dikenal dengan istilah menopause dini.
Masa menopause merupakan fase yang selalu terjadi pada wanita yang akan menginjak umur 44 tahun ke atas dan ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang wanita belum siap untuk menghadapi masa ini karena mereka selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang telah mendapatkan/ mengalami menopause gairah seksualnya juga akan menurun. Keadaan demikian dipahami sebagian masyarakat kita terutama pada generasi tua bahwa pada keadaan menopause, wanita sudah tidak boleh melakukan hubungan seks. Hal ini merupakan sebuah mitos di masyarakat kita.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua. Misalnya, pada tahun 1915 menopause dikatakan terjadi sekitar umur 44 tahun, sedangkan pada tahun 1950 pada umur yng mendekati 50 tahun. Penelitian Agoestina pada tahun 1982 di Bandung menunjukkan bahwa pada umur 48 tahun, 50% dari wanita Indonesia telah mengalami menopause. Dan hal ini yang dikhawatirkan oleh pasangan suami istri pada umumnya.






1.2           TUJUAN
1.         Mengetahui tentang Menopause dan macam-macamnya.
2.         Mengetahui penyebab dan gejala-gejala Menopause.
3.         Mengetahu pengaruh Menopause terhadap hubungan seksual wanita.
4.         Mengetahui apakah menopause bisa terjadi pada laki-laki atau tidak.
5.         Mengetahui solusi dari masalah Menopause.

1.3           METODE PENULISAN
Penulisan ini berdasarkan pada literatur - literatur yang di ambil dari buku – buku yang mendukung penulisan.

1.4           RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Menopause dan macam-macamnya?
2.      Apa penyebab dan gejala-gejala menopause?
3.      Apakah Menopause mempengaruhi hubungan seksual wanita?
4.      Apakah menopause bisa terjadi pada lelaki atau tidak?
5.       Bagaimana cara mencegah pemunculan menopause?













BAB II
PEMBAHASAN

2.1       PENGERTIAN MENOPAUSE DAN MACAM-MACAMNYA
Kata monopouse berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bulan” dan “penghentian sementara”. Berdasarkan definisinya, kata monopouse itu berarti masa istirahat. Sebenarnya secara linguistik, istilah yang lebih tepat adalah menocease yang berarti berhentinya masa menstruasi.
Kata monopouse berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bulan” dan “penghentian sementara”. Berdasarkan definisinya, kata monopouse itu berarti masa istirahat. Sebenarnya secara linguistik, istilah yang lebih tepat adalah menocease yang berarti berhentinya masa menstruasi.
Monopouse ialah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopouse dibuat setelah terdapat amenovera sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang dengan pendarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya monopouse dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan.
Monopouse rupanya ada hubungannya dengan menarch. Makin dini menarch terjadi, makin lambat monopause timbul; sebaliknya makin lambat menarch terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada abad ini umumnya nampak bahwa menarch makin dini timbul dan monopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang. Walaupun demikian di negara-negara maju rupanya menarch tidak lagi bergeser ke umur yang lebih muda, tampaknya batas maksimal telah tercapai. Monopause yang artificial karena operasi atau radiasi pada umumnya menimbulkan keluhan yang lebih banyak dibandingkan monopause alamiah.


2.2       PENYEBAB DAN GEJALA-GEJALA MENOPAUSE
Untuk memahami mengapa terjadi menopause, mengapa dan bagaimana menopause itu mempengaruhi perempuan, pertama-tama kita harus memiliki pemahaman dasar tentang sistem endokrin perempuan. Sistem endokrin adalah sistem yang mengatur semua zat penting didalam tubuh perempuan yang dikenal sebagai hormon. Dua hormon penting yang dihasilkan perempuan adalah esterogen dan progesteron. Salah satu bagian tubuh perempuan yang menghasilkan hormon estrogen adalah indung telur. Keduanya berfungsi dan diperlukan untuk pelepasan jaringan dinding rahim. Meskipun saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain, hormon-hormon ini berbeda.
Salah satu hal istimewa mengenai tubuh perempuan ialah jika salah satu organ melemah maka organ yang lain akan membantu. Itu pula yang terjadi dengan persediaan esterogen perempuan. Ketika indung telur, yang merupakan bagian tubuh yang berhubungan erat dengan produksi esterogen, kehilangan sel-selnya (sama halnya dengan bagian-bagian lain dari tubuh kita sejalan dengan bertambahnya usia) maka kelenjar-kelenjar adrenalin akan mengambil alih sebagian produksi.
Oleh karenanya seorang perempuan yang mengalami menopause bukan berarti otomatis/ langsung menurun gairah seksualnya.

Haid adalah peristiwa yang terjadi secara khas pada individu, baik dalam awal pertama kali terjadi, dalam siklus, jumlah darah yang keluar, maupun dalam gejala-gejala yang menyertainya. Demikian pula ketika terjadi menapause akan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda pada tiap orang. Meskipun demikian, dapatlah dikatakan bahwa gejala-gejala menopause dapat berupa antara lain; insomnia, rasa panas (hot flash), banyak berkeringat, depresi, berkurangnya daya ingat, sulit menahan dorongan untuk kencing (inkontinensia).
Gejala lain yang menjadi tanda menopause adalah gangguan sembelit, gangguan punggung, dan tulang belulang, bengkak, linu serta nyeri.
Karena sifat gejala yang berbeda-beda pada tiap orang itu maka ada baiknya jika anda mencatat tanggal-tanggal haid anda serta gejala-gejala “yang tidak biasa” yang mungkin terjadi, setelah anda mencapai atau melampaui usia 40 tahun.

2.3         MENOPAUSE MEMENGARUHI HUBUNGAN WANITA
              Kehidupan seksual sesuadah menopause ternyata tidak mengalami perubahan pada 60% perempuan. Dua puluh persen diantaranya mengalami peningkatan keinginan seksual dan 20% lagi mengalami pengurangan. Karena tidak ada lagi resiko kehamilan, banyak perempuan mempunyai keinginan seksual yang lebih besar dan bahkan kadang memperbaiki hubungan antara pasangan. Memang, dalam kenyataannya nafsu seksual tidak ada hubungannya dengan produksi hormon pada saat atau sesudah menopause.
Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa perempuan masih tetap mempunyai nafsu seksual sampai pada usia yang lebih tua dibanding kaum laki-laki. Setiap tujuh diantara 10 pasangan di Amerika masih tetap melakukan senggama sesudah usia 60 tahun. Alasan utama berhentinya kegiatan seksual mereka biasanya disebabkan oleh adanya gangguan kesehatan, yang biasanya terjadi pada pihak laki-laki. Kendati demikian, sementara sebagian perempuan tidak mengalami perubahan pada keinginannya untuk berhubungan seks, sebagian lainnya tidak peduli jika ia tidak berhubungan dengan pasangannya selama berbulan-bulan.

2.4         MENOPAUSE PADA LAKI-LAKI
                        Ternyata tidak hanya perempuan yang mengalami menopause tetapi laki-laki juga mengalami menopause. Menopause pada laki-laki dinamakan “andropause”. Istilah andropause pada pria memang memiliki banyak kemiripan dengan menopause yang dialami wanita. Hanya saja, masalah seputar andropause yang ramai dibicarakan 3 tahun belakangan ini, masih kontroversial. Pada wanita menopause berarti berhenti haid karena ovulasi tak terjadi lagi akibat habisnya persediaan sel telur. Pada pria, andropause tak identik dengan berhentinya produksi sperma. Sebab, secara fisik, sampai usia tua pun, sperma masih akan tetap di produksi.

2.5         MENCEGAH PEMUNCULAN MENOPAUSE
                         Tidak semua perempuan yang mengalami menopause memerlukan terapi estrogen pengganti, sebagian lagi hanya memerlukannya selama beberapa bulan, karena tidak semua peremuan mengalami gejala menopause yang demikian mengganggu sehingga memerlukan estrogen pengganti.
Di masyarakat Asia pada umumnya, gejala menopause tidak banyak dikeluhkan karena secara kultural orang-orang yang menjadi lanjut usia justru mendapatkan kedudukan sosial yang terhormat. Perempuan yang masih tetap aktif ketika memasuki masa menopause juga tidak mengalami gejala menopause yang berarti.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah pemunculan gejala-gejala menopause.
1. Olah Raga (exercising)
Tetap berusaha agar hidup aktif akan menekan gejala insomnia, memperlambat osteoporosis dan penyakit jantung, dan juga mencegah “hot flashes”.
2. Berhenti Merokok
Merokok sebenarnya ikut mempercepat munculnya menopause. Berhenti merokok juga akan meringankan gejala-gejala menopause.
3. Mengkonsumsi Kalsium
Perempuan, terutama menjelang usia-usia menopause, sebaiknya mengkonsumsi kalsium sebanyak 1000-1500 gram seharinya. Sebagian besar dapat diperoleh dari makanan, seperti susu, yoghurt, beberapa jenis sayuran (antara lain brokoli). Kalau jumlah kalsium dari makanan kurang mencukupi, dapat juga memakan tablet kalsium.
4. Vitamin Tambahan
Sebagian besar vitamin yang diperlukan tubuh sudah diperoleh melalui makanan kita sehari-hari. Tetapi adakalanya terutama mereka yang aktif, memerlukan juga tambahan vitamin. Vitamin yang diperlukan antara lain B1, B2, B12, asam folat dan terutama bagi mereka yang menginjak usia menopause memerlukan vitamin-vitamin aktioksidan seperti vitamin A dan E.
5. Kedelai
Kedelai mengandung fitoestrogen atau estrogen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kedelai dapat kita konsumsi dari kecap, tempe, tahu, tauco atau susu kedelai.

F. Cara Memperlambat Datangnya Menopause
Datangnya menopause memang tidak dapat dihindari dan itu tidak perlu membuat diri kita cemas. Tapi ada persiapan-persiapan yang bisa kita lakukan untuk memperlambat kedatangannya, antara lain:
1. Berolah raga secara teratur
Olah raga selain membantu mengurangi datangnya gejala awal menopause, dapat pula meningkatkan kekuatan tulang. Mulailah dengan olah raga seperti jalan kaki, jogging, meditasi dan yoga.
2. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium
Mengkonsumsi makanan seperti susu, keju dan kacang-kacangan dapat mengurangi kekeroposan tulang.
3. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.
Vitamin yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan kesehatan tubuh.
4. Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alcohol.
Minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat memperlambat penyerapan kalsium.
5. Menghindari rokok
Merokok dapat menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dan memudahkan kita terkena osteoporosis.
Berkurangnya produksi hormon esterogen pada masa menopause saat ini sudah dapat diantisipasi dengan memberikan hormon estrogen dari luar atau yang lebih dikenal dengan sebutan hormon replacement therapy.


















BAB III
PENUTUP

3.1         KESIMPULAN
              1. Menopause adalah berhentinya masa menstruasi pada wanita yang rata-rata umurnya mencapai 50 tahun dengan rentang antara 48 dan 52 tahun.

2. Penyebab Menopause adalah adanya degenerasi atau penuaan secara alamiah pada organ reproduksi wanita.

3. Gejala-gejala menopause meliputi rasa panas, sembelit, gangguan tulang, sakit kepala, bengkak, linu dan rasa nyeri.

4. Nafsu seksual tidak ada hubungannya dengan produksi hormon pada saat atau sesudah menopause.

5. Menopause tidak dapat dicegah tetapi gejala-gejala menopause dapat ditekan dengan terapi estetogen pengganti, olah raga, berhenti merokok, mengkonsumsi kalsium, vitamin tambahan dan kedelai.

3.2         SARAN
              Dari sedikit penjelasan diatas, kiranya penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya seorang wanita yang umurnya sudah mendekati 40 tahun harus berolahraga secara teratur, mengkonsumsi kalsium dan vitamin-vitamin yang berguna bagi tubuh agar masa menopausenya tidak terlalu cepat.
2. Sebaiknya seorang waniya mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi masa menopause.



















1 komentar:

  1. terima kasih atas penjelasannya yang panjang dan lebar. saya menjadi bersemangat karena penjelasan yang saya perlukan. ternyata saya salah duga.jadi tidak ada hubungan antara nafsu dan monopause.alhamdulilllah.

    BalasHapus