Jumat, 15 April 2011

makalah menopause

BAB I
PENDAHULUAN

1.1           LATAR BELAKANG
Monopouse atau penuaan bukanlah mitos. Keduanya merupakan kenyataan. Pengalaman perempuan dengan kedua kenyataan tersebut apakah penuh penderitaan atau tidak, tergantung bagaimana perasaan perempuan mengenai dirinya sendiri.
Setiap perempuan pasti mengalami menopause memasuki usia 50 tahun. Namun dalam perkembangannya, perempuan berusia 35 tahun pun bisa mengalami menopause atau yang dikenal dengan istilah menopause dini.
Masa menopause merupakan fase yang selalu terjadi pada wanita yang akan menginjak umur 44 tahun ke atas dan ditandai dengan berhentinya haid. Terkadang wanita belum siap untuk menghadapi masa ini karena mereka selalu beranggapan bahwa seorang wanita yang telah mendapatkan/ mengalami menopause gairah seksualnya juga akan menurun. Keadaan demikian dipahami sebagian masyarakat kita terutama pada generasi tua bahwa pada keadaan menopause, wanita sudah tidak boleh melakukan hubungan seks. Hal ini merupakan sebuah mitos di masyarakat kita.
Ada kecenderungan dewasa ini untuk terjadinya menopause pada umur yang lebih tua. Misalnya, pada tahun 1915 menopause dikatakan terjadi sekitar umur 44 tahun, sedangkan pada tahun 1950 pada umur yng mendekati 50 tahun. Penelitian Agoestina pada tahun 1982 di Bandung menunjukkan bahwa pada umur 48 tahun, 50% dari wanita Indonesia telah mengalami menopause. Dan hal ini yang dikhawatirkan oleh pasangan suami istri pada umumnya.






1.2           TUJUAN
1.         Mengetahui tentang Menopause dan macam-macamnya.
2.         Mengetahui penyebab dan gejala-gejala Menopause.
3.         Mengetahu pengaruh Menopause terhadap hubungan seksual wanita.
4.         Mengetahui apakah menopause bisa terjadi pada laki-laki atau tidak.
5.         Mengetahui solusi dari masalah Menopause.

1.3           METODE PENULISAN
Penulisan ini berdasarkan pada literatur - literatur yang di ambil dari buku – buku yang mendukung penulisan.

1.4           RUMUSAN MASALAH
1.      Apa pengertian Menopause dan macam-macamnya?
2.      Apa penyebab dan gejala-gejala menopause?
3.      Apakah Menopause mempengaruhi hubungan seksual wanita?
4.      Apakah menopause bisa terjadi pada lelaki atau tidak?
5.       Bagaimana cara mencegah pemunculan menopause?













BAB II
PEMBAHASAN

2.1       PENGERTIAN MENOPAUSE DAN MACAM-MACAMNYA
Kata monopouse berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bulan” dan “penghentian sementara”. Berdasarkan definisinya, kata monopouse itu berarti masa istirahat. Sebenarnya secara linguistik, istilah yang lebih tepat adalah menocease yang berarti berhentinya masa menstruasi.
Kata monopouse berasal dari bahasa Yunani yang berarti “bulan” dan “penghentian sementara”. Berdasarkan definisinya, kata monopouse itu berarti masa istirahat. Sebenarnya secara linguistik, istilah yang lebih tepat adalah menocease yang berarti berhentinya masa menstruasi.
Monopouse ialah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir. Diagnosis menopouse dibuat setelah terdapat amenovera sekurang-kurangnya satu tahun. Berhentinya haid dapat didahului oleh siklus haid yang lebih panjang dengan pendarahan yang berkurang. Umur waktu terjadinya monopouse dipengaruhi oleh keturunan, kesehatan umum, dan pola kehidupan.
Monopouse rupanya ada hubungannya dengan menarch. Makin dini menarch terjadi, makin lambat monopause timbul; sebaliknya makin lambat menarch terjadi, makin cepat menopause timbul. Pada abad ini umumnya nampak bahwa menarch makin dini timbul dan monopause makin lambat terjadi, sehingga masa reproduksi menjadi lebih panjang. Walaupun demikian di negara-negara maju rupanya menarch tidak lagi bergeser ke umur yang lebih muda, tampaknya batas maksimal telah tercapai. Monopause yang artificial karena operasi atau radiasi pada umumnya menimbulkan keluhan yang lebih banyak dibandingkan monopause alamiah.


2.2       PENYEBAB DAN GEJALA-GEJALA MENOPAUSE
Untuk memahami mengapa terjadi menopause, mengapa dan bagaimana menopause itu mempengaruhi perempuan, pertama-tama kita harus memiliki pemahaman dasar tentang sistem endokrin perempuan. Sistem endokrin adalah sistem yang mengatur semua zat penting didalam tubuh perempuan yang dikenal sebagai hormon. Dua hormon penting yang dihasilkan perempuan adalah esterogen dan progesteron. Salah satu bagian tubuh perempuan yang menghasilkan hormon estrogen adalah indung telur. Keduanya berfungsi dan diperlukan untuk pelepasan jaringan dinding rahim. Meskipun saling berhubungan dan berkaitan satu sama lain, hormon-hormon ini berbeda.
Salah satu hal istimewa mengenai tubuh perempuan ialah jika salah satu organ melemah maka organ yang lain akan membantu. Itu pula yang terjadi dengan persediaan esterogen perempuan. Ketika indung telur, yang merupakan bagian tubuh yang berhubungan erat dengan produksi esterogen, kehilangan sel-selnya (sama halnya dengan bagian-bagian lain dari tubuh kita sejalan dengan bertambahnya usia) maka kelenjar-kelenjar adrenalin akan mengambil alih sebagian produksi.
Oleh karenanya seorang perempuan yang mengalami menopause bukan berarti otomatis/ langsung menurun gairah seksualnya.

Haid adalah peristiwa yang terjadi secara khas pada individu, baik dalam awal pertama kali terjadi, dalam siklus, jumlah darah yang keluar, maupun dalam gejala-gejala yang menyertainya. Demikian pula ketika terjadi menapause akan menimbulkan gejala-gejala yang berbeda pada tiap orang. Meskipun demikian, dapatlah dikatakan bahwa gejala-gejala menopause dapat berupa antara lain; insomnia, rasa panas (hot flash), banyak berkeringat, depresi, berkurangnya daya ingat, sulit menahan dorongan untuk kencing (inkontinensia).
Gejala lain yang menjadi tanda menopause adalah gangguan sembelit, gangguan punggung, dan tulang belulang, bengkak, linu serta nyeri.
Karena sifat gejala yang berbeda-beda pada tiap orang itu maka ada baiknya jika anda mencatat tanggal-tanggal haid anda serta gejala-gejala “yang tidak biasa” yang mungkin terjadi, setelah anda mencapai atau melampaui usia 40 tahun.

2.3         MENOPAUSE MEMENGARUHI HUBUNGAN WANITA
              Kehidupan seksual sesuadah menopause ternyata tidak mengalami perubahan pada 60% perempuan. Dua puluh persen diantaranya mengalami peningkatan keinginan seksual dan 20% lagi mengalami pengurangan. Karena tidak ada lagi resiko kehamilan, banyak perempuan mempunyai keinginan seksual yang lebih besar dan bahkan kadang memperbaiki hubungan antara pasangan. Memang, dalam kenyataannya nafsu seksual tidak ada hubungannya dengan produksi hormon pada saat atau sesudah menopause.
Penelitian di Amerika menunjukkan bahwa perempuan masih tetap mempunyai nafsu seksual sampai pada usia yang lebih tua dibanding kaum laki-laki. Setiap tujuh diantara 10 pasangan di Amerika masih tetap melakukan senggama sesudah usia 60 tahun. Alasan utama berhentinya kegiatan seksual mereka biasanya disebabkan oleh adanya gangguan kesehatan, yang biasanya terjadi pada pihak laki-laki. Kendati demikian, sementara sebagian perempuan tidak mengalami perubahan pada keinginannya untuk berhubungan seks, sebagian lainnya tidak peduli jika ia tidak berhubungan dengan pasangannya selama berbulan-bulan.

2.4         MENOPAUSE PADA LAKI-LAKI
                        Ternyata tidak hanya perempuan yang mengalami menopause tetapi laki-laki juga mengalami menopause. Menopause pada laki-laki dinamakan “andropause”. Istilah andropause pada pria memang memiliki banyak kemiripan dengan menopause yang dialami wanita. Hanya saja, masalah seputar andropause yang ramai dibicarakan 3 tahun belakangan ini, masih kontroversial. Pada wanita menopause berarti berhenti haid karena ovulasi tak terjadi lagi akibat habisnya persediaan sel telur. Pada pria, andropause tak identik dengan berhentinya produksi sperma. Sebab, secara fisik, sampai usia tua pun, sperma masih akan tetap di produksi.

2.5         MENCEGAH PEMUNCULAN MENOPAUSE
                         Tidak semua perempuan yang mengalami menopause memerlukan terapi estrogen pengganti, sebagian lagi hanya memerlukannya selama beberapa bulan, karena tidak semua peremuan mengalami gejala menopause yang demikian mengganggu sehingga memerlukan estrogen pengganti.
Di masyarakat Asia pada umumnya, gejala menopause tidak banyak dikeluhkan karena secara kultural orang-orang yang menjadi lanjut usia justru mendapatkan kedudukan sosial yang terhormat. Perempuan yang masih tetap aktif ketika memasuki masa menopause juga tidak mengalami gejala menopause yang berarti.
Adapun kegiatan-kegiatan yang dapat mencegah pemunculan gejala-gejala menopause.
1. Olah Raga (exercising)
Tetap berusaha agar hidup aktif akan menekan gejala insomnia, memperlambat osteoporosis dan penyakit jantung, dan juga mencegah “hot flashes”.
2. Berhenti Merokok
Merokok sebenarnya ikut mempercepat munculnya menopause. Berhenti merokok juga akan meringankan gejala-gejala menopause.
3. Mengkonsumsi Kalsium
Perempuan, terutama menjelang usia-usia menopause, sebaiknya mengkonsumsi kalsium sebanyak 1000-1500 gram seharinya. Sebagian besar dapat diperoleh dari makanan, seperti susu, yoghurt, beberapa jenis sayuran (antara lain brokoli). Kalau jumlah kalsium dari makanan kurang mencukupi, dapat juga memakan tablet kalsium.
4. Vitamin Tambahan
Sebagian besar vitamin yang diperlukan tubuh sudah diperoleh melalui makanan kita sehari-hari. Tetapi adakalanya terutama mereka yang aktif, memerlukan juga tambahan vitamin. Vitamin yang diperlukan antara lain B1, B2, B12, asam folat dan terutama bagi mereka yang menginjak usia menopause memerlukan vitamin-vitamin aktioksidan seperti vitamin A dan E.
5. Kedelai
Kedelai mengandung fitoestrogen atau estrogen yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Kedelai dapat kita konsumsi dari kecap, tempe, tahu, tauco atau susu kedelai.

F. Cara Memperlambat Datangnya Menopause
Datangnya menopause memang tidak dapat dihindari dan itu tidak perlu membuat diri kita cemas. Tapi ada persiapan-persiapan yang bisa kita lakukan untuk memperlambat kedatangannya, antara lain:
1. Berolah raga secara teratur
Olah raga selain membantu mengurangi datangnya gejala awal menopause, dapat pula meningkatkan kekuatan tulang. Mulailah dengan olah raga seperti jalan kaki, jogging, meditasi dan yoga.
2. Mengkonsumsi makanan yang kaya akan kalsium
Mengkonsumsi makanan seperti susu, keju dan kacang-kacangan dapat mengurangi kekeroposan tulang.
3. Mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin seperti buah-buahan dan sayuran.
Vitamin yang terkandung dalam buah-buahan dan sayuran dapat meningkatkan kesehatan tubuh.
4. Mengurangi konsumsi kopi, teh, minuman soda, dan alcohol.
Minuman ini banyak mengandung kafein yang dapat memperlambat penyerapan kalsium.
5. Menghindari rokok
Merokok dapat menyebabkan terjadinya menopause lebih awal dan memudahkan kita terkena osteoporosis.
Berkurangnya produksi hormon esterogen pada masa menopause saat ini sudah dapat diantisipasi dengan memberikan hormon estrogen dari luar atau yang lebih dikenal dengan sebutan hormon replacement therapy.


















BAB III
PENUTUP

3.1         KESIMPULAN
              1. Menopause adalah berhentinya masa menstruasi pada wanita yang rata-rata umurnya mencapai 50 tahun dengan rentang antara 48 dan 52 tahun.

2. Penyebab Menopause adalah adanya degenerasi atau penuaan secara alamiah pada organ reproduksi wanita.

3. Gejala-gejala menopause meliputi rasa panas, sembelit, gangguan tulang, sakit kepala, bengkak, linu dan rasa nyeri.

4. Nafsu seksual tidak ada hubungannya dengan produksi hormon pada saat atau sesudah menopause.

5. Menopause tidak dapat dicegah tetapi gejala-gejala menopause dapat ditekan dengan terapi estetogen pengganti, olah raga, berhenti merokok, mengkonsumsi kalsium, vitamin tambahan dan kedelai.

3.2         SARAN
              Dari sedikit penjelasan diatas, kiranya penulis dapat memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknya seorang wanita yang umurnya sudah mendekati 40 tahun harus berolahraga secara teratur, mengkonsumsi kalsium dan vitamin-vitamin yang berguna bagi tubuh agar masa menopausenya tidak terlalu cepat.
2. Sebaiknya seorang waniya mempersiapkan mentalnya untuk menghadapi masa menopause.



















rumusan masalah dan tujuan

RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN
CARA MEMILIH MASALAH PENELITIAN
Munculnya ide penelitian dari berbagai sumber tempat diperolehnya ide penelitian bisa jadi tidak hanya satu melainkan muncul beberapa ide dan masalah yang dapat diteliti. Hal ini akan membuat peneliti merasa kebingungan dalam memilih sebuah ide penelitian, tentang apakah masalah itu benar-benar penting dan layak untuk diteliti atau sebaliknya.. Peneliti harus fokus tentang topik yang akan ditelitinya. Oleh karena itu, peneliti harus memahami cara memilih sebuah masalah penelitian. Hal ini akan lebih memudahkan peneliti. Selain itu, proses pemilihan masalah penelitian dapat dilakukan sebelum melakukan rumusan suatu masalah. Ada beberapa hal yang sebaiknya diperhatikan dalam memilih sebuah masalah penelitian, di antaranya:
I.             Masalah yang akan diteliti harus bersifat orisinal dan bermanfaat bagi ilmu pengetahuan. Selain itu masalah juga harus bersifat up to date, hal ini berarti sebaiknya menghindari penggunaan masalah yang telah dirumuskan .sebelumnya. Nilai sebuah penelitian juga harus berdasarkan tingkat kepentingan masalah dan kemudahannya untuk diaplikasikan dalam penelitian terapan.
Kriteria lainnya adalah, masalah tersebut harus merujuk pada fakta yang ada, selain itu masalah yang dinilai juga harus dapat dikaji, dapat dijawab, dan diuji kebenarannya. Terpenuhinya kriteria tersebut di atas akan lebih memudahkan seorang peneliti untuk melakukan pcnelusuran dalam proses atau langkah selanjutnya ketika memecahkan suatu masalah.


2. Sebuah masalah harus mempunyai-fisiabilitas, yang bermakna bahwa masalah harus dapat dipecahkan, memiliki fakta dan data yang lengkap, mempunyai metode yang tepat untuk proses pemecahannya, memiliki instrumen, dan kondisi yang memungkinkan. Hal lain yang penting adalah adanya biaya untuk memecahkan masalah, didukung oleh sponsor, dan tidak bertentangan hukum dan adat
1.      Masalah harus sesuai dengan kualifikasi dan minat seperti: menarik bagi peneliti dan sesuai dengan kemampuan Hal ini berarti sukar dan tidaknya masalah peneliti ingin dipecahkan.harus sesuai dengan derajat ilmu dan dana yang dipunyai oleh peneliti
CARA MERUMUSKAN MASALAH PENELITIAN
Merumuskan masalah pcnelitian dilakukan setelah identifikasi masalah. Rumusan masalah penelitian merupakan rangkaian berpikir deduktif berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikumpulkan dari berbagai data empiris serta landasan teori yang berkaitan dengan masalah yang hendak diteliti, sehingga akhirnya dapat disimpulkan menjadi sebuah rumusan masalah.
Pada prinsipnya tidak ada ketentuan baku  tentang cara penulisan  rumusan   masalah.   Namun  disarankan,   rumusan masalah dituliskan dalarri bentuk interogratif atau dalam bentuk pertanyaan yang jelas, tepat dan ringkas atau persoalan yang diinvestigasi untuk menemukan jawaban, atau solusi. Masalah dirumuskan berdasarkan hubungan antara dua variabel yang memungkinkan data dapat menjawab pertanyaan yang terkandung dalam masalah yang telah dirumuskan sebelumnya. Ada beberapa penggolongan rumusan masalah sesuai dengan jenis penelitian atau permasalahan yang hendak diteliti di antaranya:

1.    Masalah Deskriptif
Merupakan masalah penelitian yang berhubungan dengan variabel yang ada tanpa membuat suatu perbandingan atau pun menghubungkan. Rumusan masalah deskriptif ini hanya menggambarkan masalah apa yang ingin dicapai dalam penelitian, seperti:
Example:
Studi tentang Perilaku Menyusui pada Ibu yang Tinggal di Wilayah Puskesmas A."
Rumusan masalah:
Bagaimana perilaku menyusui pada ibu-ibu yang tinggal di wilayah puskesmas A?
2.   Masalah Komparatif
Merupakan masalah penelitian kebidanan yang ingin membandingkan antara variabel satu dengan variabel lainnya. Penelitian ini membandingkan antar perbedaan variabel yang akan diukur:
Example :
Perbedaan Perilaku Menyusui pada Ibu-ibu yang Tinggal di Wilayah Puskesmas  A dan Puskesmas B
Rumusan masalah:
Adakah perbedaan perilaku menyusui pada ibu-ibu yang
tinggal di wilayah puskesmas A dan Puskesmas B?


3.  Masalah Asosiatif
Merupakan masalah penelitian kebidanan yang bersifat menghubungkan antara dua variabel dalam penelitian. Masalah ini terdiri atas hubungan simetris, hubungan kausal, dan hubungan interaktif (Sugiyono, 2001).
Hubungan Simetris
Hubungan ini berdasarkan pada sifat kesamaan bukan pada hubungan sebab akibat atau saling mempengaruhi.
Ex:
Adakah Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Asuhan Persalinan Normal (APN) di  Wilayah Puskesmas A?
Hubungan Kausal
Merupakan hubungan sebab akibat yang saling mempengaruhi
antar variabel yang digunakan dalam penelitian.
Ex:
Adakah Pengaruh Cara Perawatan Payudara terhadap Kelancaran Pengeluaran ASI pada Ibupostparfumyang Dirawat di rumah Bersalin A?
Hubungan Interaktif
Merupakan hubungan antar variabel yang diukur di mana terdapat interaksi tetapi belum diketahui mana variabel independen dan dependen.
Ex:
Adakah hubungan antara motivasi dengan  prestasi kerja bidan
yang bekerja di rumah bersalin A?



CARA MENULIS TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian merupakan kegiatan yang dilakukan setelah masalah selesai dirumuskan. Tujuan penelitian mengidentiflkasi, menjelaskan, mempelajari mengkaji, memprediksi alternatif pemecahan penelitian dan menentukan arah dari rencana penelitian yang akan dilakukan. Tujuan penelitian ini meliputi tujuan umum dan khusus.
Tujuan penelitian harus relevan dengan masalah yang dirumuskan. Adanya tujuan yang jelas akan mempermudah peneliti untuk mendapatkan hasil yang diharapkan. Tujuan penelitian harus jelas, ringkas, dan ditulis menggunakan kata seperti, mengidentillkasi,, mempelajari, mencari, menganalisis, membuktikan, mengembangkan. Penulisan tujuan umum yang digunakah adalah untuk menggambarkan judul yang hendak dicapai sccara umum.
EX 1:
Studi perbedaan perilaku menyusui  yang tinggal di wilayah puskesmas A dan dan puskesmas B.:
Tujuan Umum:
Untuk mempelajari perbedaan perilaku menyusui pada ibu-ibu yang tinggal di
wilayah Puskesmas A dan Puskesmas B
Tujuan Khusus:
1.                Mengidentifikasi perilaku menyusui pada ibu-ibu yang tinggal di wilayah Puskesmas A.
2.       Mengidentifikasi perilaku menyusui pada ibu-ibu yang tinggal di wilayah
Puskesmas B.
3.                Menganalisis perbedaan perilaku menyusui pada ibu-ibu yang tinggal di wilayah Puskesmas A dan Puskesmas B

Ex 2:
"Studi tentang Pengetahuan dan Sikap Bidan dalam Asuhan Persalinan Normal Di wilayah Puskesmas A," maka tujuannya adalah sebagai berikut:
Tujuan Umum:
Unluk mempelajari pengetahuan dan sikap bidan, dalam asuhan persalinan normal di wilayah Puskesmas A.
Tujuan Khusus:
1.                Mengidentifikasi pengetahuan bidan dalam asuhan persalinan normal di wilayah Puskesmas A.
2.       Mengidentifikasi sikap para bidan dalam asuhan persalinan normal di wilayah Puskesmas A.
Ex 3:
"Pengaruh Cara Perawatan Payudara terhadap Kelancaran Pengeluaran ASI pada Ibu postpartum yang di rawat di Rumah Bersalin A,"
Tujuan Umum:
Untuk mempelajari pengaruh cara perawatan payudara terhadap proses pengeluaran AS! pada ibu postpartum yang di rawat di Rumah Bersalin A.
Tujuan Khusus:
1.               Mengidentifikasi cara perawatan payudara pada ibu postpartum yang dirawat di Rumah Bersalin A.
2.               Mengidentifikasi   kelancaran   pengeluaran   ASI   pada   ibu postpartum yang dirawat di Rumah Bersalin A.
3.               Menganalisis pengaruh cara perawatan payudara terhadap kelancaran pengeluaran ASI pada ibu postpartum yang dirawat di Rumah Bersalin A.


MANFAAT PENELITIAN
  1.     Bagi Dinas Kesehatan dan Puskesmas
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam perencanaan pengembangan mutu Puskesmas, agar lebih menegaskan kepada bidan praktek swasta yang berada di wilayah Kab.Blitar agar secara tepat waktu melaporkan kunjungan ANC ke Puskesmas dan menjalin kerjasama yang baik dengan bidan koordinator pelayanan KIA puskesmas
  1. Organisasi IBI
Sebagai informasi tambahan dalam melakukan pembinaan dan peningkatan kinerja bidan dalam pelaporan pencatatan kunjungan ANC melalui forum pembinaan dan konsultasi bagi para anggotanya
  1. Bagi Institusi pendidikan
Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah Pustaka khususnya dalam program DIII Kebidanan
  1. Bagi peneliti
Untuk membuka wawasan dan pengetahuan serta memberikan pengalaman dalam menerapkan ilmu yang didapatkan selama pendidikan

PENTINGNYA STUDI PENDAHULUAN
Studi pendahuluan merupakan langkah awal yang digunakan sebelum melakukan penelitian. Keuntungan melakukukan studi pendahuluan adalah dapat mengetahui:
1.  Besarnya masalah penelitian secara jelas.
2.               Di mana informasi diperoleh dan diberikan kepada siapa informasi
tersebut.
3.               Cara untuk memperoleh data.
4.               Cara menganalisis data.
5.               Cara membuat suatu kesimpulan.
Selain itu, dengan dilakukannya studi pendahuluan seorang peneliti dapat mengukur kemampuannya, baik kemampuan menguasai permasalahan. Hal ini penting mengingat kemampuan meneliti

berpengaruh pada proses dan hasil penelitian.
Pada studi pendahuluan, masalah yang akan diteliti dapat secara pasti dan jelas diketahui oleh calon peneliti saat menentukan masalah tersebut. Hal ini terlihat ketika calon peneliti mencari masalah yang ada untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang ada, sehingga masalahnya akan tampak jelas.




CARA STUDI PENDAHULUAN
Dalam melakukan studi pendahuluan, peneliti dapat menggali data-data yang berhubungan dengan penelitian, baik sampel yang akan digunakan maupun data tentang landasan teori yang ada


Cara yang dapat digunakan dalam studi pendahuluan adalah:
1. Studi literatur, dengan cara membaca literatur yang ada, baik literatur tcori maupun hasil kajian atau penelitian terdahulu. Literatur merupakan salah satu sumber acuan peneliti dalam memahami beberapa masalah penelitian. Literatur juga mempermudah peneliti dalam memperoleh informasi yang berhubungan dengan penelitian sehingga dapat menguatkan data penelitian yang akan digunakan. Studi literatur dapat dilaksanakan dengan membaca buku, majalah, jurnal penelitian, surat kabar, atau artikel ilmiah.
2. Konsultasi ahli, dengan konsultasi kepada ahli akan didapatkan informasi yang jelas dan detail tentang penelitian yang akan digunakan, baik masalah, tujuan, manfaat, landasan teori, serta metodologi yang akan digunakan, sehingga peneliti akan lebih leluasa untuk mengembangkan alur penelitian yang akan digunakan. Konsultasi ahli merupakan sarana untuk memperdalam proses penelitian yang akan dilakukan. Hal tersebut dapat dilakukan di awal penelitian atau selama proses penelitian.
3. Tinjauan tempat penelitian, studi pendahuluan dapat dilakukan dengan mengadakan tinjauan terhadap tempat atau lokasi penelitian. Kegiatan ini akan memberikan gambaran secara mendalam terhadap penelitian yang akan dilakukan. Selain itu, peneliti juga dapat mengukur, apakah penelitian tersebut mudah dicapai atau sukar dicapai, karena tempat penelitian dapat dijadikan dasar berhasil tidaknya tujuan penelitian itu tercapai.

GUNA STUDI PENDAHULUAN
Studi pcndahuluan dalam pcnclitian dapat mcmberikan bcberapa kemudahan bagi pcncliti. Berikut ini adalah manfaat dari studi pendahuluan:
1.  Mempcrjelas pokok pcrmasalahan, studi pcndahuluan dapat memperdalam masalah yang akan diteliti karena kegiatan yang dilakukan dalam studi pendahuluan mencakup beberapa hal di antaranya, mencari pemecahan. masalah. yang sedang dibahas untuk kemudian dibuktikan dengan fakta atau teori
yang ada.
2.               Pengembangan   penelitian   lanjut,   dengan   adanya   studi pendahuluan, peneliti dapat mengembangkan penelitian lebih lanjut dan mendalam dari penelitian yang telah dilakukan
sebclumnya bcrdasarkan studi literatur yang dilakukan oleh peneliti.
3.               Memecahkan masalah yang belum terpecahkan, kegunaan dari studi pendahuluan ini mengetahui penelitian yang sudah
dilakukan  tetapi masalahnya belum terpecahkan.   Untuk diselesaikan, maka hal terscbut dapat diketahui melalui studi
pendahuluan.